Perjalanan Explore Sumatera sampai ke Ujung Indonesia Part 3

Perjalanan Explore Sumatera sampai ke Ujung Indonesia Part 3 . Hari 4 : Padang – Medan – Simalem – Pangururan Pagi hari kami penyiapan untuk ke arah Medan dengan memakai pesawat Li*n Air. Sedikit ada permasalahan pada maskapal ini. Kami telah reservasi ticket jauh hari untuk pemberangkatan jam 11.50 selanjutnya agenda pesawat kami di mundur jadi pemberangkatan jam 18.00 dengan argumen penumpang tidak masuk quota. Data China Ini benar-benar merusak agenda yang telah saya targetkan. Pada akhirnya kami memilih untuk cancel ticket itu dan untungnya kami diberikan kembalikan 100%. Pada akhirnya kami cari pesawat Sri*ijaya Air untuk pemberangkatan jam 10.00, untung sekali pesawat itu masih tetap ada seat.

Datang di lapangan terbang Kuala Namu kami segera ke arah Simalem dengan tempuh perjalanan darat sepanjang lebih kurang 3 jam. Pada waktu di perjalanan kami tertarik sama dusun tradisi Dokan. Kocok Sdy Agar semakin komplet mengenai Rumah Tradisi Dokan, silakan click di sini.

Kami datang di Taman Simalem Resor dan untuk masuk lokasi itu kami dikenai ongkos Rp 250.000 / mobil. Kami memperoleh peta tempat Taman Simalem Resor, karena lokasi itu benar-benar luas. One Tree Hill ialah tujuan lokasi kita di Simalem, karena kita dapat menyaksikan Danau Toba secara luas di atas. Benar-benar mengagumkan panorama Danau Toba membuat kami ingin terus memfoto dan nikmati panorama. Indonesia memang Cantik dan sangat kaya. Saya anjurkan kalian untuk bermalam tadi malam di Taman Simalem Resor, karena kita dapat memperoleh view Sunrise yang hebat dan bisa juga menelusuri semua Taman Simalem Resor Kocok HK.

Hari mulai gelap, kami segera ke arah Pangururan lebih kurang 3 jam perjalanan. Perjalanan dari simalem ke panguruan pada malam hari benar-benar tidak dianjurkan untuk supir yang masih belum eksper melalui jalan ini. Karena jalan ke arah Pangururan dari Simalem sempit dan banyak lubang besar, supir harus pintar kuasai medan ini. Kami datang di Saulina Resor Pangururan tempat kami bermalam pada jam 22.00. Resor ini saya referensikan bila bermalam di Pangururan, karena harga dapat dijangkau cuma Rp 310.00,- dan secara langsung view Danau Toba dari bawah.

Hari 5 : Pangururan – Tele – Samosir
Pagi hari kami bangun jam 04.00 untuk ke arah menara Tele, lumayan dekat dari hotel cuma 45 menit. Saya anjurkan supaya bawa jaket tebal bila tidak kuat dengan dingin yang menyerang. Kami datang di menara Tele dan secara langsung ke arah lantai teratas. Sekalian menyiapkan semua perlengkapan dan menanti sunrise. Sekitaran jam 05.30 matahari mulai kelihatan mengiasi lembah-lembah di Danau Toba.

Selanjutnya kami cek out hotel dan ke arah samosir. Diperjalanan kami singgah ke pembikin tenun Ulos. Kami minta ijin ke pemilik rumah untuk memfoto proses pembikinan tenun Ulos Batak. Pembikinan Ulos masih tradisionil begitupun alatnya. Harga 1 kain Ulos sekitar Rp 500.000 – Rp 2.000.0000 bergantung tingkat kesusahannya. Warga sekitaran dan pemilik rumah benar-benar ramah menyongsong kami.

Di selang perjalanan ke arah samosir, kami menyaksikan banyak makam tradisionil ciri khas Batak berwujud monumen atau tugu. Di dalam 1 monumen makam ada 4 – 10 orang tegantung kelas atau berapa berpengaruhnya orang itu dalam warga.

Sore hari kami datang di Tabo Cottages di teritori Tuk Tuktempat kami bermalam. Cottage ini benar-benar nyaman dan kelas Internasional, pikirkan saja cuma saya dan rekan saya orang Indonesia yang bermalam disitu, kami seperti ada di luar negeri rupanya pemilik Tabo Cottage ialah orang asing. Cottage ini relatif murah harga sekitar Rp 350.000 – Rp 1.000.000 per malam. Menurut saya, cottage ini yang terbaik di teritori Tuk Tuk, Samosir. Kalian bisa juga naik kapal ke arah Prapat langsung dari cottage ini tanpa ke arah dermaga. Kami dapat santai nikmati cantiknya Danau Toba dari bawah di halaman cottage ini. Untuk harga makanan biayanya masih normal dan sedap.

Hari 6 : Samosir – Simanindo – Tongging – Medan
Sesudah makan pagi pagi kami segera ke arah Simanindo untuk menyaksikan Tarian Sigale-gale. Acara ini diawali jam 11.000 dan ongkos masuknya Rp 50.000,-/orang. Tetapi menurut saya, tarian ini telah komersil kelihatan sekali dari beberapa penarinya yang ingin minta panduan dari beberapa tamu yang tiba. Didalamnya ada 3 rumah tradisi, saya coba masuk kedalamnya dan salah satunya dari rumah tradisi itu jual souvenir oleh-olehan layaknya seperti toko. Dan yang menyaksikan tarian itu semua masyarakat negara asing, cuma kita yang masyarakat negara Indonesia. Atau kami tiba bukan di saat akhir pekan atau musim berlibur.

Lepas dari itu semua, tarian sigale-gale benar-benar melipur dan memberikan kekayaan budaya Batak. Ada sekitaran 8 penari dan 5 pemain musik yang menemani tarian ini dan acara ini cuma berjalan 45 menit.

Sigale-gale sendiri yang maknanya kurang kuat gemulai adalah tarian asal Sumatra Utara yang dibanggakan oleh warga Batak Toba. Sigale-gale ialah tarian yang dimainkan oleh patung dibuat dari kayu seperti manusia. Kenakan Ulos, Sigale-gale, dapat disebutkan ialah kesenian “wayang” orang Batak semenjak beberapa ratus tahun lalu.

Narasi sang gale-gale bercerita mengenai seorang anak lelaki yang dicintai oleh ayahnya. Disuku batak seorang anak lelaki benar-benar dijunjung tinggi oleh suku batak, oleh karena itu bila sebuah keluarga tidak mempunyai seorang anak lelaki, itu menjadi kejelekan untuk suku batak.

Usai acara kami segera ke arah Air terjun Sipiso-piso. Air Terjun Sipiso-piso sebuah teritori rekreasi alam yang berada tidak jauh dari pemukiman warga Dusun Tongging, Kecamatan Merk, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatra Utara. Bisa disebut, situs togel terpercaya berkunjung dusun ini tidak berlainan secara berekreasi ke Air Terjun Sipiso-piso. Secara geografis, Dusun Tongging ada di daratan lebih rendah, sedangkan Air Terjun Sipiso-piso berada di bukit-bukit lebih tinggi dari Dusun Tongging. Air terjun ini ada di ketinggian kurang lebih 800 mtr. dari permukaan laut (dpl) dan dikitari oleh bukit yang hijau karena banyak rimba pinus.

Untuk ke arah lokasi Air terjun Sipiso-piso kita harus menuruni sekitaran 2000 anak tangga. Di sepanjangnya jalan ada warung untuk minum dan makan. Bila tidak mampu dapat memfoto di atas. Kami coba menuruni 2000 anak tangga itu, karena sangat sayang kami telah jauh ke sini. Setelah tiba di bawah sekitaran 45 menit, rupanya air terjunnya benar-benar deras dan kami cukup kesulitan untuk memfoto. Selanjutnya kami ke arah kota Medan dan istirahat untuk penyiapan esok ke Banda Aceh

Similar Posts